Selasa, 02 Juni 2015

pengertian dan pandangan islam tentang sesajen



SESAJEN
Sesajen merupakan warisan budaya hindu dan budha yang biasa nya di lakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan) dan lain - lain, yang mereka yakini dapat mendatangkan keburuntungan atau menolak kesialan, sesajen yang di lakukan biasa nya seperti upacara menjelang panen yang mereka persembahkan kepada dewi sri ( dewi pwdi dan dewi kesuburan ) yang mungkin masih di lakukan di sebagian daerah jawa, lalu ada lagi yakni upacara ngelarung (membuang kesialan ) kelaut yang masih banak di lakukan oleh masyarakat yang tinggal di pesisir pantai selatan pulau jawa tepatnya di tepian samudra Indonesia.
Sesajen ini sendiri memiliki nilai yang sangat sakral bagi pandangan masyarakat yang masih mempercayai nya, tujuan dari pemberian sesajen ini biasa nyadi lakukan untuk mencari atau mendatangkan berkah, pemberian sesajen ini biasa nya di lakukan di tempat – tempat yang di anggap oleh masyarakat setempat itu sebagai tempat yang kermat dan mempunyai nilai ghaib atau magis yang tinggi, dan sesajeen ini merupakan suatu keharusan yang harus dan pasti ada dalam setiap acara bagi mereka orang – orang yang asih mempercayai nya dan masih memegan teguh adat jawa, penyebutan sesajen biasanya bermacam – macam, ada yang menyebut dengan sebutan “ dang ayu ” dan ada yang menyebut dengan sebutan “ cok bakal ” walaupun sebutan untuk sesajen itu berbeda – beda namun memiliki inti dan tujuan yang sama, sesajen menurut masyarakat yang masih sangat kental dengan adat istiadat jawa yaitu mengandung arti pemberian sesajian – sesajian sebagai penghormatan atau rasa syukur terhadap semua yang terjadi di masyarakat sesuai dengan bisikan ghaib yang berasal dari para normal atau tetuah – tetuah adat setempat. Sebelum kita mendalami lebih lanjut lagi tentang sesajen sebaik nya kita harus mengetahui terlebih dahulu arti dan simbol – simbol atau siloka kearifan lokal ini.
1.      Padi, gabah, beras, dan nasi (tumpeng) melambangkan ketuntasan dan kesempurnaan, arti nya jika melakukan sesuatu itu harus dengan tuntas dan tidak setengah – setengah sedangkan tumpeng berasal dari kata “ tumung kulo sing mempeng ” artinya jika kita ingin selamat hendak nya kita selalu rajin beribadah.
2.      Urap – urap sayur artinya selama kita hidup kita harus mempunyai arti bagi sesama, lingkungan, agama, bangsa dan Negara. Bisa diartikan bahwa dalam bermsyarakat harus bisa berbaur atau bergaul dengan siapa saja agar hidup menjadi tentram.
3.      Bubur merah putih, bubur ketan hitam, bubur beras merah, bubur jagung, ketan putih, kacang hijau di tempatkan di empat penjuru mata angin, satu di tengah, melambangkan elemen alam (air, api, udara, tanah dan angkasa )
4.      Jajanan pasar menggambarkan kerukunan walaupun ada perbedaan, tenggang rasa. Filosofi jajan pasar yang selalu tersedia pada pukul 3 pagi di pasar tradisional bisa berarti ketekunan dan kedisipilnan kerja yang kemudian mewarnai makna dari penggunaan jajan tersebut.
5.      Pisang raja gandeng, pisang raja menyimbolkan agar cita – cita kita senantiasa luhur, sehingga dapat membangun bangsa dan Negara.
6.      Ayam ingkung melambangkan pengorbanan selama hidup, cinta kasih terhadap sesama dan jugamelambangkan hasil bumi (hewan darat)
7.      Ikan bandeng atau ikan asin (berduri banyak) melambangkan rezki berlimpah, ikan teri (yang hidup nya bergerombol) melambangkan kerukunan.
8.      Telor melambangkan asal mula kehidupan yang selalu berasal dari dua sisi yang berlainan seperti warna telor kuning putih diantara nya laki – laki dan perempuan, siang dan malam, telor pun hanya telor ayam kampung yang di pakai sebagai makna kealamian atau naturalness dari sesajen yang di pakai.
9.      Air di gelas dan bunga, melambangkan air minum yang menjadi kebutuhan  hidup manusia.
10.  Kopi pahit, melambangkan elemen air namun bukan menjadi suatu minuman pokok (kebutuhan sekunder) dan menjadi minuman persaudaraan bila adaa perkumpulan atua pertemuan.
Budaya sesajen itu timbul dari nenek moyang kita, di lihat dari kehidupan mereka dahulu nenek moyang kita itu slelalu bergotong royong, bentuk kerja sama atau gotong royong tersebut terdapat dalam susunan masyarakat, orang desa selalu tolong menolong apabila ada kesukaran atau malapetaka, mereka merasa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi, ini lah sifat mulia yang di miliki oleh bangsa kita di masa lalu. Di sini sesajen dapat di artikan sebagai sajian atau hidangan, sesajen mamilki nilai sakral di sebagian besar masyarakat kita pada umum nya, acara sacral ini di lakukan untuk mencari atau mengaharap berkah di tempat – tempat tertentu yang di yakini keramat atau memiliki kekuatan ghaib, sedangkan penyajian nya di tentukan pada hari – hari tertentu.
Banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal yang biasa bahkan dianggap sebagai bagian dari pada kegiatan keagamaan,sehinga di yakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang di beri sesaji itu tidak di beri sesaji maka oran nya akan kualat (celaka, terkena kutukan), aneh nya perbuatan yang sebenar nya pengaruh dari ajaran animisme dan dinamisme ini masih marak di lakukan oleh orang – orang pada jaman modernisasi yang seba canggih ini. Hal ini membuktikan bahwa sebenar nya manusia secara naluri atau fitrah meyakini adanya penguasa yang maha besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, berlindung dan lain – lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia untuk mencari penguasa yang maha besar, pada akhir nya ada yang menemukan batu besar pohon – pohon, benda – benda kuno dan sebagai nya lalu di agungkan lah benda – benda tersebut, penganggungan itu sendiri di ekspresikan melalui sesajen yang tak lepas dari unsure – unsure penghinaan diri sendiri, rasa takut, berharap, tawakkal, doa dan lainya. Islam datang membimbing manusia agar berjalan di atas fitrah yang lurus dengan di turunkan nya syariat yang yang agung manusia menjadi tau bahwa hanya allah lah yang patut di sembah dan hanya kepada allah lah kita meminta pertolongan bukan kepada yang lain nya.
Allah SWT berfiman :
“dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar menyembah-Ku” (QS.ad Dzaryat : 56 )
Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa acara ritualisme sesajen bertentangan dengan syariat islam yang murni, sebab di dalam nya mengandung pengaggungan, penghambaan, pengharapan, takut yang seharus nya hanya di peruntukkan kepada allah semata. Ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhluk halus atau jin yang di anggap seabagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu adalah kebiasaan syirik (menyekutukan allah) yang sudah berlangsung turun temurun di masyarakat kita, mereka meyakini bahwa makhluk halus tersebut punya kemampuan untuk memberikan kebaikan atau meninpakan mala petaka kepada siapa saja, sehingga dengan memberikan tumbal atau sesajen tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka di penuhi nya.


Allah SWT berfirman :
“dan bahwasan nya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki – laki dari (kalangan) jin, maka jin – jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al – jin : 6).
Artinya orang – orang di zaman jahiliyah meminta perlindungan kepada para jin dengan mempersembahkan ibadah dan penghambaan diri kepada jin tersebut, seperti menyembelih hewan (sebagai tumbal), bernadzar, memnta pertolongan dan lain – lain. Oleh karena itu maka mempersembahkan ibadah kepada selain allah SWT (baik itu jin, makhluk halus atau pun manusia) dengan tujuan untuk mengaggungkan dan mendekatkan diri kepada nya, yang di kenal dengan istilah tumbal atau sesajen adalah perbuatan dosa yang sangat besar bahkan merupakan perbuatan syirik yang sangat besar karena telah menyekutukan allah SWT.
Allah SWT berfirman :
“sesungguh nya allah hanya mengharamkan bagi mu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang di persembahkan kepada selain allah.” (QS. Al-baqarah : 173)
Dalam sebuah hadist shahih, dari ali bin abi thalib r.a, bahwa rosululloh saw bersabda “allah melaknat orang yang menyembelih (berqurban) untuk selain nya”
Allah SWT berfirman :
“sesungguh nya, allah tidak akan mengampuni (dosa) perbuatan syirik (menyekutukan nya) dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang di kehendaki nya. Barang siapa yang menyekutukan allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang sangat besar” (QS. An - Nisaa’ : 48).
Maka ikut berpartisipasi dan membantu terselenggara nya acara ini dalam segala bentuk nya adalah dosa yang sangat besar , karena termask tolong menolong dalam perbuatan maksiat yang sangat besar kepada allah yaitu perbuatan syirik.
Allah SWT berfirman :
“dan tolong menolong lah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jaangan lah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kamu kepada allah, sesungguh nya allah amat berat siksa nya.” (QS. Al-maaidah : 2)
Hukum memanfaatkan makanan atau harta yang di gunakan untuk tumbal atau sesajen, jika makanan tersebut berupa hewan sembelihan maka tidak boleh di manfaatkan dalam bentuk apapun, baik untuk di makan atau pun di jual, karena hewan sembelihan tersebut di persembahkan kepada selain allah maka daging nya haram dan najis, ada pun jika makanan tersebut selain hewan sembelihan, demikian juga harta, sebagian para ulama’ ada yang mengharamkan nya dan menyamakan hokum nya dengan hewan sembelihan itu tadi, akan tetapi menurut pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah pendapat yang di kemukakan oleh syaikh abdul aziz bin baz yang membolehkan pemanfaatan dan harta tersebut selain sembelihan karena hokum asal makanan atau harta tersebut adalah halal dan telah di tinggalkan oleh pemilik nya
Menurut pendapat saya pribadi setelah saya membaca dari beberapa hadist diatas, sesajen adalah salah satu perbuatan yang seharus nya di jauhi dan tidak di lakukan oleh manusia terutama orang islam, karena perbuatan yang seperti itu adalah perbuatan dosa yang sangat besar (syirik), Allah SWT sudah menjelas di dalam firman nya bahwa dosa syirik adalah dosa yang sangat besar dan tidak akan di ampuni, oleh karena itu sebaik nya jangan lah sekali – kali kita melakukan perbuatan itu (sesajen), marilah kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT agar kita slalu di lindungi dan di jauh kan dari perbuatan yang tidak baik seperti itu
REFERENSI
1.      linguafranca.info/tag/sesajen/
2.      qaulan-sadida.blogspot.com/2013/03/hokum-sesajen-dalam-islam.html
3.      m.muslim.or.id/aqidah/tumbal-dan-sesajen-tradisi-syirik-warisan-jahiliyah.html